Selasa, 12 April 2011

Precious Moment With Bunda Revy

PRECIOUS MOMENT WITH BUNDA REVY

Setelah membaca buku Notes From Qatar karangan Muhammad Assad, anak muda usia 23 tahun itu.. hmm langsung yang terpikir olehku, I was wondering, gimana cara ibunya Assad bisa menjadikan seorang  Assad, pemuda yang bisa dibilang dalam kesehariannya mencermikan sikap yang Qur’ani gitu ya..? Masih muda, Assad sudah menancap dalam hatinya beberapa keyakinan-keyakinan Ilahiyah dan keteladanan Rasulullah. Selintas berpikir, senangnya ya kalau bisa dapat kesempatan bisa dapat “ilmu” dari  Bunda Revi, ibunda Assad.

Ternyata Allah memang Maha Tahu apa yang aku butuhkan. Tenyata kebagian juga waktu sharing dengan Bunda Revy itu. Doaku dijawabNya… Alhamdulillah.  Ijinkan aku untuk sharing dari paparan yang disampaikan Bunda Revy dalam mendidik ke-2 jagoannya, Arief dan Assad.

Dari apa yang dipaparkan Bunda Revy saat itu, mungkin aku bisa menyimpulkan bahwa beliau memang memiliki modal suatu keyakinan yang diyakini sekali oleh beliau. Dengan keyakinan tersebut maka melahirkan sikap-sikap Bunda Revy yang dalam menjalankan kesehariannya mendidik 2 buah hatinya sedemikian rupa, maka sosok Arief dan Assad inilah sebagai hasil “didikan” Bunda Revy yang merupakan buah dari akar “keyakinan-keyakinan” yang dimilikinya… Subhanallah…

Semoga apa yang disampaikan Bunda Revy bisa menjadi teladan dan contoh baik bagi kita para ibu dalam mendidik anak-anak kita yang merupakan “Titipan Allah” tersebut. Ada beberapa keyakinan yang bisa kita ambil sebagai kesimpulan dari paparan sharing Bunda Revy yang bisa juga kita jadi modal “akar” untuk dapat kita tanam supaya kita pun bisa mendapatkan “pohon” yang baik dan memetik “buah” yang ranum dan berkwalitas baik bagi anak-anak kita.

1.           Mengenalkan Allah Sejak Dini Pada Anak
Bunda Revy memang telah mengenalkan Allah sejak dini kepada 2 jagoannya. Tak perlu kata menunggu untuk memperkenalkan Allah, agar mereka mulai mencintai Allah dari sejak kecil. Hal itu menjadi prioritas beliau dlm mendidik anak-anaknya. Dengan mengenal Allah, maka anak-anaknya bisa mulai menyayangi Allah. Tak kenal maka tak sayang kan? Jadi Bunda Revy berusaha selalu agar anak-anaknya kenal & sayang Allah.

Bunda Revy yang memang sejak dini MENGENALKAN Allah pada ke 2 anaknya, sehingga jangan heran kalo anak-anaknya bisa lebih dini pula MENYAYANGI Allah. Assad bersama kakaknya sejak kecil (sebelum mereka baligh) dibiasakan wajib shalat 5 waktu. Bila malam mereka baru sampai rumah, dan belum shalat Isya’, maka Bunda Revy dengan penuh kasih sayang akan membangunkan, membimbing mereka untuk berwudhu (malah bisa juga diwudhukan), ditemani saat mereka shalat sampai mereka selesai ibadahnya. Dapat kita lihat, ketentuan bahwa “shalat adalah tiangnya agama” tersebut telah diberlakukan Bunda Revy sejak anak-anaknya kecil. Jadi ada bonding yang kuat dalam diri anak-anaknya untuk mengenal Allah sejak usia dini. Cinta dan sayang pada Allah harus menjadi suatu keyakinan mendalam. Karena kebiasaan ibadah shalat wajib 5 waktu bila dimulai sejak dini, akan menjadi suatu "PROSES" yg membentuk rasa kebutuhan anak untuk selalu terhubung dengan Allah. Mulailah melatih kebiasaan &  berikan stimulasi hal-hal baik kepada anak-anak kita dengan memberikan contoh & selalu mengajaknya. Shalat adalah Tiang Agama!

“...Sebab cinta kepada Allah hanya dimiliki oleh mereka yang beriman. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah…” (Al Baqarah (2) : 165).

2.           Dahsyatnya Kekuatan Keyakinan
Bunda Revy jelas-jelas memang memiliki suatu keyakinan yang kuat dalam hidupnya. KEYAKINAN AKAN MENENTUKAN SIKAP. Keyakinan-keyakinan Bunda Revy terhadap beberapa hal dalam hidup ini menjadi dasar hidup beliau dan jelas diaplikasikan dalam sikap kesehariannya. Keyakinan tersebut merupakan “Keyakinan Ilahiyah” yang selaras dengan ketentuan Al Qur’an dan As Sunah Rasulullah. Misalnya, keyakinan akan pentingnya kejujuran, keyakinan akan selalu bersangka baik pada Allah, keyakinan akan kekuatan doa dan lain-lainnya merupakan suatu keyakinan yang patut kita contoh. Suatu keyakinan yang menancap dalam qalbu kita dengan kuat sebagai “suatu keyakinan Ilahiyah”, maka akan diaplikasikan dalam sikap-sikap yang selaras dengan Al Qur’an. Suatu contoh bahwa ketentuan Al Qur’an dijadikan pedoman hidup bagi beliau. Subhanallah…. Bagaimana kuatnya suatu keyakinan mampu menguatkan punggung sepanjang perjuangan, melahirkan suatu kekuatan dan keberanian bertindak tanpa ragu mengatasi permasalahan dan ujian hidup.

Mengutip apa yang disampaikan Pak Permadi Alibasyah tentang “keyakinan Ilahiyah” dengan referensi Ar Ra’d (13) : 31, yaitu “Dan sekiranya ada suatu bacaan (kitab suci) yang dengan bacaan itu gunung-gunung dapat digoncangkan atau bumi jadi terbelah atau oleh karenanya orang-orang yang sudah mati dapat berbicara, (tentulah Al Quran itulah dia). Sebenarnya segala urusan itu adalah kepunyaan Allah. Maka tidakkah orang-orang yang beriman itu mengetahui bahwa seandainya Allah menghendaki (semua manusia beriman), tentu Allah memberi petunjuk kepada manusia semuanya. Dan orang-orang yang kafir senantiasa ditimpa bencana disebabkan perbuatan mereka sendiri atau bencana itu terjadi dekat tempat kediaman mereka, sehingga datanglah janji Allah. Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji.

Lihat juga Al Jatsiyah (45) : 20 yang menyatakan bahwa “Al Quran ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakini.

3.           Allah Sesuai Prasangka HambaNya
Keyakinan bahwa Allah sesuai persangkaan hambaNya juga dipegang teguh oleh Bunda Revy. Ini bisa jadi menjadi salah satu modal kuat seorang ibu dalam mendidik anak-anaknya dan membina rumah tangga serta keluarga. Dengan yakin bahwa bila kita bersangka baik kepada Allah, maka Allah pun akan menjadikan apa yang kita sangkakan (baca : pikirkan). Selalulah berpikir yang baik dan positif, kemudian yakinlah bahwa Allah selalu memberikan yang terbaik bagi tiap-tiap umatNya. Yakinlah bahwa Allah adalah MAHA MENGETAHUI apa yang terbaik bagi kita. Sadari bahwa kita tidak mengetahui apa yang kita butuhkan dengan tepat, manusia hanya bisa tau apa yang kita mau atau inginkan.

“…Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui(Al Baqarah (2) : 216).

Aku (Allah) sesuai dengan persangkaan hamba-Ku kepada-Ku. Dan aku bersamanya bilamana dia berdo’a kepada-Ku.” (HR. Ahmad dan Anas).

4.           Doa Adalah Senjata Ampuh Orang Mukmin
Keyakinan Bunda Revy akan kekuatan doa kita sebagai orang mukmin menjadi “senjata” ampuh dalam menjalani kehidupan beliau diterapkannya. Dalam Surat Al Mukmin : 60
“Berdoalah padaKu, niscaya akan Kuperkenankan bagimu
. Doa bukan sekedar sarana memohon pertolongan, ketika mengalami musibah atau kesulitan. Doa juga merupakan sarana meminta kepada Allah untuk meningkatkan kualitas diri, sehingga dapat melakukan kegiatannya dengan baik dan benar. Doa di sini berfungsi sebagai tempat memohon rahmat dan karunia agar perjalanan hidupnya senantiasa dalam lindungan Allah dan Allah selalu bersamanya. Anak-anaknya dibiasakan selalu berdoa memohon permintaan langsung pada Allah. Bunda Revy pun selalu mencontohkan bagaimana beliau berdoa kepada Allah semata untuk kebaikan anak-anaknya, sehingga anak-anak bisa langsung melihat adanya “kekuatan doa sang bunda” bagi kebaikan anak-anak itu sendiri.

Dalam Al Baqarah (2) : 152, Maka ingatlah kamu kepadaKu niscaya Aku akan ingat pula padamu dan bersyukurlah kepadaKu, janganlah kamu mengingkari nikmatKu.

5.           Allah Tidak Akan Ingkar Janji
Ketika Allah perintahkan untuk mengerjakan shalat, puasa, zakat, haji, berkata jujur, menjalankan amanah, bersilaturahim dan kebaikan-kebaikan lainnya, mereka melaksanakannya dengan semangat yang tinggi dan penuh rasa ikhlas. Mereka berharap akan balasan-balasan pahala yang Allah janjikan. Mereka sangat yakin dengan janji-janji Allah. Allah sekali-kali tidaklah ingkar janji. Janji-Nya pasti akan ditepati-Nya. Bahkan ketika Allah perintahkan untuk pergi berjihad, mengorbankan nyawa dan harta di jalan-Nya, mereka sambut seruan itu dengan semangat yang berkobar-kobar, mereka telah sangat yakin dengan setiap apa yang Allah sampaikan dalam ayat-ayat-Nya. Begitu juga ketika Allah melarang bersikap sombong, munafik, ingkar janji, bakhil, melakukan perbuatan zina, mencuri, memfitnah dan segala bentuk keburukan lainnya, mereka juga akan meninggalkan semua larangan itu dengan hati yang ikhlas dan dada yang lapang. Mereka tidak mengeluh sedikitpun. Tidak berburuk sangka pada Allah. Karena mereka telah sangat yakin pada Allah, bahwa bila hal itu mereka tinggalkan, Allah akan jauhkan mereka dari siksa-Nya.

Bunda Revy sangat yakin akan prinsip bahwa Allah tidak pernah akan ingkar janjiNya. Apa yang dinyatakanNya dalam ayat-ayat Al Qur’an adalah suatu janji yang nyata dan benar. Sungguh karena isinya Al Qur’an adalah suatu KEBENARAN yang hakiki adanya. “Kitab Al Qur’an ini tidak ada keraguan padanya; dan merupakan petunjuk bagi mereka yang bertaqwa” (Al Baqarah (2) : 2)

6.           Ihsan (Berbuat Baik Karena Senantiasa Merasa Diawasi Allah)
Sejak dini pula, Bunda Revy mengajarkan anak-anaknya agar jujur dan selalu berbuat baik. Mereka diajarkan untuk selalu berbuat baik bagi sesama. Seperti kebiasaan Assad akan ibadah sedekah yang langsung Assad berikan kepada pihak yang membutuhkannya. Sehingga anak-anaknya dapat melakukan tindakan bersedekah langsung kepada orang-orang yang membutuhkan uluran tangannya. Saat pembagian zakat, Assad dilatih untuk menyerahkan sendiri beras kepada kaum dhuafa, Assad yang harus membawa berasnya sendiri. Dan ini masih berlangsung sampai sekarang, Assad sering mengajak Bunda Revy mencari dhuafa dan bersedekah langsung pada mereka.

Mereka dibiasakan untuk memilki rasa empati pada lingkungan sekitar mereka. Keyakinan yang diajarkan bahwa bila mereka berbuat baik pada orang lain, maka dampaknya yang baik akan berbalik pada mereka sendiri. Berbuat baik adalah keharusan, karena sungguh Allah MAHA MENGETAHUI atas segala yang dilakukan oleh manusia.

Mengajarkan kesadaran anak-anaknya akan "keberadaan Sang Pencipta" di mana-mana, sehingga anak-anaknya pun jadi tahu & sadar bahwa Allah  "mengawasi" segala tindakan kita, apakah itu baik maupun buruk. Allah Maha Tahu atas segala hal yg terjadi pada umatNya. Maka sejak kecil anak-anak diajar untuk "mengenali" Allah dengan kenal akan berbagai macam nikmat kasih sayangNya & segala perintahNya agar kita taat tunduk pada Allah... 

Ihsan adalah puncak ibadah dan akhlak yang senantiasa menjadi target seluruh hamba Allah SWT. Sebab, ihsan menjadikan kita sosok yang mendapatkan kemuliaan dari-Nya. Sebaliknya, seorang hamba yang tidak mampu mencapai target ini akan kehilangan kesempatan yang sangat mahal untuk menduduki posisi terhormat di mata Allah SWT.
Dan berbuat baiklah kalian, karena sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik.” (Al-Baqarah (2) : 195)
Sesungguhnya Allah memerintahkanmu untuk berbuat adil dan kebaikan….” (An-Nahl (16) : 90)
Jika kamu berbuat baik, (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri…” (Al-Isra’ (17) : 7)

Dan berbuat baiklah (kepada oraang lain) seperti halnya Allah berbuat baik terhadapmu….” (Al-Qashash (28) : 77)

7.           Kejujuran
Dalam mendidik anak-anaknya, Bunda Revy juga melakukan prinsip “saya nggak pernah bohong sama anak- anak saya, dalam kondisi apapun saya selalu berkata jujur pada kedua anak saya sepahit dan sesulit apapun untuk mengatakannya, dan itu yang selalu saya tanamkan pada mereka. Never tell lies”. Baliau pernah mengalami suatu kejadian, di mana pada akhirnya beliau berjanji pada Allah.... Bahwa mulai detik ini (ketika beliau mengandung anak pertamanya), beliau tidak akan berkata dusta/bohong lagi kepada siapapun seumur hidup Bunda Revy. Sungguh keyakinan mendasar dan selaras dengan ketentuan Al Qur’an.

"Kejujuran" adalah modal utama. Sabda Rasul tentang "jangan berdusta" yaitu, "Katakan kebenaran meskipun pahit". Inilah yang selalu ditekankan oleh beliau. Bahkan dalam salah satu tulisan Assad dalam blognya, Assad mengatakan sangat bangga pada mamanya, seumur hidupnya, Assad tidak pernah menemukan mamanya berdusta. Subhanallah yah... Itu "validasi dan testimoni" seorang anak tentang prinsip & sikap ibunya. Sangat membanggakan... Sikap Bunda Revy tersebut merupakan contoh baik bagi kita yg jalani peran sebagai seorang IBU.

Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang jujur” (At Taubah (9) : 119).

8.       Setiap Diri Adalah Pemimpin dan Harus Mempertanggungjawabkan Segala Sesuatunya Kepada Allah
Bunda Revy juga memiliki keyakinan bahwa sebagai manusia, masing-masing diri adalah pemimpin, pemimpin bagi dirinya sendiri yang harus mempertanggung jawabkan segala tindakan perbuatan dan amalan selama hidup di dunia ini, pada saat waktunya penghisaban di alam akherat nanti. Tidak akan ada yang terlewat dari proses hisab di hadapan Allah, sehingga Bunda Revy yakin bahwa sebagai istri dan ibu, maka beliau harus berbuat yang baik dan benar. Sebagai seorang ibu, beliau menyadari bahwa dia adalah pemimpin bagi dirinya sendiri dan bagi anak-anaknya, yang kelak nantinya harus dipertanggung jawabkan di hadapan Allah semuanya.

Hal ini membuat Bunda Revy dalam menjalakan peran sebagai ibu bagi ke 2 putranya dilakukan penuh tanggung jawab dan sepenuhnya didasarkan pada ketentuanNya, karena beliau ingin menjalankan peran sebagai ibu yang mendapatkan “TITIPAN” dari Allah tesebut sebaik dan sebenar mungkin. Aaaamiiin. Beliau juga berkata beliau mendidik anak-anaknya untuk menjadi seorang pemimpin, bukan hanya pemimpin dirinya sendiri karena anak-anaknya yang keduanya lali-laki kelak akan memiliki istri, maka anak-anaknya harus bisa menjadi pemimpin bagi istri dan anak-anaknya juga pemimpin umat. Beliau sudah mempersiapkan Arief & Assad demi masa depan mereka sebagai seorang IMAM baik bagi dirinya sendiri, maupun bagi istri, anak(-anak) & keluarga mereka nanti. Pemikiran yg sangat "maju" & berorientasi masa depan! Excellent...

… Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan dimintakan pertanggung jawabannya”  (Al Isra (17) : 36).

Berikut dalam suatu hadist, “Setiap kalian adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggung jawabannya…”.(HR. Bukhari Muslim)


9.           Anak Adalah Titipan Allah
Sejak menikah, Bunda Revy sudah menyadari betul dengan adanya keyakinan “Anak adalah  Amanah Titipan Allah”, sehingga beliau sudah tahu apa yang akan dilakukannya terhadap anak-anak beliau nantinya. Anak dianalogikan sebagai “titipan Allah” kepada masing-masing orang tuanya. Anak adalah AMANAH yang dititipkan Allah. Yang namanya AMANAH, maka harus benar-benar dijaga, dirawat dan disayangi sebaik mungkin, karena bila saatnya tiba, Allah akan meminta pertanggung jawaban kita sebagai orang tua yang diberikan AMANAH tersebut. Bedakan bila kita memakai prinsip “Anak adalah HAK MILIK orang tuanya”, maka kecenderungan kita manusia, bila memiliki sesuatu malah terlalu posesif, yang parah bila sampai menganggap anak sebagai hak milik yang BEBAS bisa diperlakukan semaunya kita sebagai orang tua. Itu yang bahaya.

Amanah tersebut seharusnya kita tunaikan sesuai dengan apa yang dikehendakiNYA. Anak yang diamanahkan tersebut, telah diberikan kepada kita dan kita telah diperintahkan untuk menghindarkan diri kita sendiri, keluarga dan termasuk anak kita dari api neraka jahanam.

Wahai orang yang beriman, jagalah diri kalian dan keluarga kalian dari api neraka, yang bahan bakarnya adalah manusia dan bebatuan, padanya ada malaikat yang kasar, mereka tidaklah mendurhakai Alla terhadap apa yang diperintahkan kepada mereka dan mereka mengerjakan apa yang diperintahkan kepada mereka”. (At Tahrim (66) : 6)

Dan ketahuilah bahwa hartamu dan anak-anakmu adalah hanyalah sebagai cobaan dan sesungguhnya di sisi Allah pahal yang besar” (Al Anfaal (8) : 28).

10.        Dalam Keadaan Tawakal Terus Menerus
Bunda Revy juga memiliki keyakinan bahwa penting menjadi umat yang terus menerus tawakal kepada Sang Khaliq. Dalam setiap proses ikhtiar pada Allah, beliau berusaha maksimal, namun tak lupa beliau serahkan segala hasilnya kepada Allah. Sungguh hanya Allah lah yang punya otoritas MENENTUKAN semua hasil dari proses ikhtiar yang kita lakukan dalam menjalani keseharian dalam hidup di dunia ini. Kita bukan pencipta, kita adalah mahluk ciptaanNya, maka apapun yang menjadi hasil usaha kita hanya merupakan wewenang Sang Khaliq. Kita hanya bisa bergantung padaNya dan yakinlah Alah Maha Tahu atas apa yang kita semua butuhkan, maka Dia akan cukupkan semuanya bagi manusia itu. Tak ada yang bisa kita lakukan di ujung proses ikhtiar, kecuali ber TAWAKAL padaNya… semoga hasil yang TERBAIK dariNya dan pasti sesuai dengan kebutuhan masing-masing umatNya… aaamiiin…

Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya” (Ath Thalaaq (65) : 3).

11.        Selalu Terhubung (Connect) Terus Pada Allah
Segala tindakan pebuatan yang Bunda Revy lakukan adalah sebagai suatu “keterhubungan yang konsisten” antara Bunda Revy sebagai mahluk dengan Allah Sang Pencipta. Beliau dalam kesehariannya tak lepas selalu beribadah dan berdoa pada Allah untuk selalu mohon petunjuk dan bimbinganNya. Maka dapat kita lihat, bila kita memiliki suatu ”hubungan dan komunikasi” yang baik dan dekat dengan Allah, jangan merasa suatu yang mustahil bila keterhubungan yang konsisten itu bisa saja terjadi. Itu yang harus kita lakukan kepada Allah Sang Khaliq. Allah dekat dengan kita, bila kita pun selalu berikhtiar selalu dekat (dan TERHUBUNG (Connect)) denganNYA.

Agar selalu bisa terhubung padaNya maka kita harus selalu berpegang teguh pada ketentuan-ketentuanNya yang tredapat dalam Al Qur’an dan juga suri teladan Rasulullah. Tidak ada keraguan untuk berpegang teguh pada keduanya.

Barang siapa yang berpegang teguh kepada Allah maka sesungguhnya ia telah diberi petunjuk kepada jalan lurus” (Ali Imran (3) : 101)

Dan orang-orang yang berpegang teguh pada Kitab, dan melakukan shalat - sesungguhnya Kami tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengadakan perbaikan” (Al A’raaf (7):170)

12.        Apa Yang Kita Tanam, Maka Itulah Yang Kita Tuai
Bunda Revy saat ini mungkin boleh dikatakan sedang “menuai’ dari apa-apa saja yang beliau lakukan (tanamkan) sejak dahulu. Baru sekaranglah beliau “memetik” buah kebahagiaan sebagai hasilnya mendidik ke 2 orang jagoan beliau. Beliau memetik buah yang ranum dan matang sebagai hasil jerih payah beliau menanam “bibit unggul” yang baik dan dirawat serta dipelihara dan diberikan kasih sayang, sehingga anak-anaknya menjadi anak-anak yang shaleh, cerdas akal maupun qalbunya. Salut buat Bunda Revy. Apa yang kita tanamm ,maka itula yang kita tuai. Kita menanam bibit unggulan dengan pemeliharaan yang baik, maka saat panen tiba, kita berhak menuai buha yang ranum dan matang. Allohu Akbar. Yakinlah sebenarnya saya kita berbuat baik, maka kebaikan itulah yang akan berbalik pada diri kita sendiri.

Barang siapa yang mengerjakan amal shaleh, maka itu adalah untuk dirinya sendiri. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan, maka itu akan menimpa dirinya sendiri, kemudian kepada Tuhanmulah kamu dikembalikan” (Al Jaatsiyah (45) : 15).


Demikianlah tulisan ini semoga manfaat barakallah. Bila ada kekurangan, mohon dimaafkan, karena sungguh kesempurnaan hanyalah milik Allah semata. Terima kasih buat The Revy atas sharingnya yaaa… Sungguh indah sekali. Nikmat apa lagi yang bisa kudustai? Allah berikan kesempatan untuk bisa bertemu dang mengenal Teh Revy sebagai teladan yang baik untuk aku dan kita semua… Jazakumullah….

Bandung, 10 April 2011
Regina

(Sumber : Materi Sharing Bunda Revy, Ibunya Assad pada Majelis Tafakuran Mutiara Tauhid di Bandung pada awal Maret 2011, Resume Tami dan Eghie, materi Kajian Pemahaman Tafsir Al Qur’an narasumber Bapak Arief Mulyadi dan Kang Ipay)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar